Senin, 22 Februari 2010
Senin, 15 Februari 2010
Opportunity Cost - Biaya Peluang
Source From :
Wikipedia dan e-dukasi.net
Biaya peluang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dalam ilmu ekonomi, biaya peluang, atau biaya kesempatan, adalah biaya yang kita terima bila kita memilih suatu kegiatan. Berbeda dengan biaya sehari-hari, biaya peluang muncul dari kegiatan alternatif yang tidak bisa kita lakukan. Sebagai contoh, misalkan seseorang memiliki uang Rp.10.000.000. Dengan uang sebesar itu, ia memiliki kesempatan untuk bertamasya ke Bali atau membeli sebuah TV. Jika ia memilih untuk membeli TV, ia akan kehilangan kesempatan untuk menikmati keindahan Bali; begitu pula sebaliknya, apabila ia memilih untuk bertamasya ke Bali, ia akan kehilangan kesempatan untuk menonton TV. "Kesempatan yang hilang" itulah yang disebut sebagai biaya peluang.
Kelangkaan & Biaya Peluang
Biaya Peluang (opportunity cost)
Biaya adalah pengorbanan yang dilakukan untuk mengadakan, mendirikan, atau melakukan sesuatu untuk mendapatkan barang dan jasa atau memproduksi barang dan jasa, yang dinyatakan oleh satuan uang menurut harga pasar yang berlaku. Biaya peluang terjadi karena kebutuhan manusia yang tidak terbatas pada keterbatasan sumberdaya. Biaya peluang tidak selalu berupa uang yang harus dikeluarkan, tetapi lebih merupakan pengorbanan yang harus dihadapi oleh setiap pelaku ekonomi ketika mengambil keputusan ekonomi. Hal inilah yang menuntut manusia untuk bersikap rasional dalam menentukan berbagai pilihan sumberdaya yang dimiliki untuk memuaskan kebutuhan hidupnya.
Dalam waktu yang sama seseorang dapat melakukan berbagai pilihan kegiatan yang harus dipilih. Misalnya seorang siswa harus melakukan pilihan pada waktu yang sama antara bermain bola dengan teman-temannya dan menonton pertandingan sepak bola di tv.
Apabila ia memilih untuk bermain dengan teman-temannya, maka ini merupakan biaya peluang yang ia peroleh, sedangkan alternatif terbaik lainnya yang tidak digunakan (oportunity lost) adalah menonton pertandingan sepak bola di tv. Jadi biaya peluang adalah nilai pilihan terbaik lain yang tidak digunakan.
Biaya sehari-hari
Biaya sehari-hari dapat diartikan sejumlah uang yang harus dikeluarkan setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya: biaya transportasi, uang makan, uang belanja.
Apabila terjadi kenaikan harga pada beberapa produk, maka akan berakibat pada penambahan pengeluaran pada biaya sehari-hari. Sebagai contoh, pada tahun 2003 pemerintah melakukan kenaikan tarif baru untuk layanan PLN, PAM, Telpon, dan BBM, walaupun ada beberapa yang ditunda kenaikannya bahkan dibatalkan, tetapi akibat dari ini semua berdampak pada kenaikan harga barang, dan masyarakat sebagai konsumen yang merasakan imbasnya secara langsung. Awalnya dengan pendapatan Rp. 1.250.000 per bulan dapat mencukupi biaya sehari-hari, tetapi akibat adanya kenaikan tarif, menjadi tidak cukup.
Wikipedia dan e-dukasi.net
Biaya peluang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dalam ilmu ekonomi, biaya peluang, atau biaya kesempatan, adalah biaya yang kita terima bila kita memilih suatu kegiatan. Berbeda dengan biaya sehari-hari, biaya peluang muncul dari kegiatan alternatif yang tidak bisa kita lakukan. Sebagai contoh, misalkan seseorang memiliki uang Rp.10.000.000. Dengan uang sebesar itu, ia memiliki kesempatan untuk bertamasya ke Bali atau membeli sebuah TV. Jika ia memilih untuk membeli TV, ia akan kehilangan kesempatan untuk menikmati keindahan Bali; begitu pula sebaliknya, apabila ia memilih untuk bertamasya ke Bali, ia akan kehilangan kesempatan untuk menonton TV. "Kesempatan yang hilang" itulah yang disebut sebagai biaya peluang.
Kelangkaan & Biaya Peluang
Biaya Peluang (opportunity cost)
Biaya adalah pengorbanan yang dilakukan untuk mengadakan, mendirikan, atau melakukan sesuatu untuk mendapatkan barang dan jasa atau memproduksi barang dan jasa, yang dinyatakan oleh satuan uang menurut harga pasar yang berlaku. Biaya peluang terjadi karena kebutuhan manusia yang tidak terbatas pada keterbatasan sumberdaya. Biaya peluang tidak selalu berupa uang yang harus dikeluarkan, tetapi lebih merupakan pengorbanan yang harus dihadapi oleh setiap pelaku ekonomi ketika mengambil keputusan ekonomi. Hal inilah yang menuntut manusia untuk bersikap rasional dalam menentukan berbagai pilihan sumberdaya yang dimiliki untuk memuaskan kebutuhan hidupnya.
Dalam waktu yang sama seseorang dapat melakukan berbagai pilihan kegiatan yang harus dipilih. Misalnya seorang siswa harus melakukan pilihan pada waktu yang sama antara bermain bola dengan teman-temannya dan menonton pertandingan sepak bola di tv.
Apabila ia memilih untuk bermain dengan teman-temannya, maka ini merupakan biaya peluang yang ia peroleh, sedangkan alternatif terbaik lainnya yang tidak digunakan (oportunity lost) adalah menonton pertandingan sepak bola di tv. Jadi biaya peluang adalah nilai pilihan terbaik lain yang tidak digunakan.
Dua pilihan yang harus dipilih dalam satu kondisi waktu yang sama
Biaya sehari-hari
Biaya sehari-hari dapat diartikan sejumlah uang yang harus dikeluarkan setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya: biaya transportasi, uang makan, uang belanja.
Apabila terjadi kenaikan harga pada beberapa produk, maka akan berakibat pada penambahan pengeluaran pada biaya sehari-hari. Sebagai contoh, pada tahun 2003 pemerintah melakukan kenaikan tarif baru untuk layanan PLN, PAM, Telpon, dan BBM, walaupun ada beberapa yang ditunda kenaikannya bahkan dibatalkan, tetapi akibat dari ini semua berdampak pada kenaikan harga barang, dan masyarakat sebagai konsumen yang merasakan imbasnya secara langsung. Awalnya dengan pendapatan Rp. 1.250.000 per bulan dapat mencukupi biaya sehari-hari, tetapi akibat adanya kenaikan tarif, menjadi tidak cukup.
Sabtu, 13 Februari 2010
Apakah anda Pemikir atau Pekerja
Lihat artikel "Apakah anda Pemikir atau Pekerja" di = Seputar Indonesia
Kalau di suruh memilih salah satu dari tujuh tipe, mungkin-mungkin saja, tapi bukankah manusia, dalam kasus ini saya sendiri, tidak hanya memiliki satu tipe dari tujuh tipe tersebutkan. Karena manusia, apalagi yang telah lama menjalani hidup dan mempunyai banyak pengalaman dan kegiatan pasti mempunyai minimal dua tipe dari tipe-tipe tersebut.
Yang menjadi permasalah, di artikel tersebut tidak di jelaskan mengenai kemungkinan bahwa pembaca memiliki lebih dari satu tipe dari tujuh yang disebutkan. Misal, apa pekerjaan atau deskripsi tentang seseorang yang mempunyai tipe pekerja dan kreator. Apa pekerjaann yang harus dipilih apabila mempunyai lebih dari satu tipe, apakah condong ke tipe pertama dan membuang tipe lainnya, atau harus mencari pekerjaan yang mensupport keseluruhan tipe yang dimiliki?
Kalau menurut saya pribadi, saya termasuk ke dalam 6 tipe dari tujuh tipe keseluruhan yang di sebutkan, yaitu : Pekerja, Pemikir, Persuader, Koordinator, Penolong dan pembantu. Itupun berdasarkan oleh deskripsi dari masing-masing tipe yang disebutkan dalam artikel tersebut, ya walaupun sebenarnya dasar deskripsi masing-masing tipe termasuk deskripsi umum, dan tidak terlalu menspesifikan arti sebenarnya dari tipe tersebut.
Lantas, mana dari deskripsi tipe pekerja ini yang mencirikan khusus seseorang bertipe pekerja?. Atau apakah semua orang bertipe pekerja?. Yang jelas, deskripsi tipe pekerja ini ada pada saya (dan mungkin semua orang J )
Kalau di lihat dari 6 tipe yang saya pilih, pekerjaan yang cocok dengan saya adalah semua pekerjaan.Kenapa semua pekerjaan cocok dengan kriteria di atas, karena semua pekerjaan membutuhkan individu-individu yang rajin bekerja (Pekerja), mampu menyelesaikan masalah (Pemikir), pintar bersosialisasi (Persuader), mampu bekerja dalam tim (Koordinator), dan rela berkorban (Penolong dan Pembantu).
Dan sekarang tinggal kembali ke diri kita sendiri untuk dapat pintar-pintar mencari pekerjaan yang kita inginkan dengan memanfaatkan keahlian-keahlian dan tipe yang kita miliki.
Namun apabila kalau di suruh memilih saya termasuk tipe pekerja atau pemikir, saya lebih memilih tipe pemikir. Karena seorang pemikir bisa memanfaatkan para pekerja untuk melakukan pekerjaanya. J
Kalau di suruh memilih salah satu dari tujuh tipe, mungkin-mungkin saja, tapi bukankah manusia, dalam kasus ini saya sendiri, tidak hanya memiliki satu tipe dari tujuh tipe tersebutkan. Karena manusia, apalagi yang telah lama menjalani hidup dan mempunyai banyak pengalaman dan kegiatan pasti mempunyai minimal dua tipe dari tipe-tipe tersebut.
Yang menjadi permasalah, di artikel tersebut tidak di jelaskan mengenai kemungkinan bahwa pembaca memiliki lebih dari satu tipe dari tujuh yang disebutkan. Misal, apa pekerjaan atau deskripsi tentang seseorang yang mempunyai tipe pekerja dan kreator. Apa pekerjaann yang harus dipilih apabila mempunyai lebih dari satu tipe, apakah condong ke tipe pertama dan membuang tipe lainnya, atau harus mencari pekerjaan yang mensupport keseluruhan tipe yang dimiliki?
Kalau menurut saya pribadi, saya termasuk ke dalam 6 tipe dari tujuh tipe keseluruhan yang di sebutkan, yaitu : Pekerja, Pemikir, Persuader, Koordinator, Penolong dan pembantu. Itupun berdasarkan oleh deskripsi dari masing-masing tipe yang disebutkan dalam artikel tersebut, ya walaupun sebenarnya dasar deskripsi masing-masing tipe termasuk deskripsi umum, dan tidak terlalu menspesifikan arti sebenarnya dari tipe tersebut.
- Pekerja :
Lantas, mana dari deskripsi tipe pekerja ini yang mencirikan khusus seseorang bertipe pekerja?. Atau apakah semua orang bertipe pekerja?. Yang jelas, deskripsi tipe pekerja ini ada pada saya (dan mungkin semua orang J )
- Pemikir :
- Persuader :
- Koordinator :
- Penolong :
- Pembantu :
Kalau di lihat dari 6 tipe yang saya pilih, pekerjaan yang cocok dengan saya adalah semua pekerjaan.Kenapa semua pekerjaan cocok dengan kriteria di atas, karena semua pekerjaan membutuhkan individu-individu yang rajin bekerja (Pekerja), mampu menyelesaikan masalah (Pemikir), pintar bersosialisasi (Persuader), mampu bekerja dalam tim (Koordinator), dan rela berkorban (Penolong dan Pembantu).
Dan sekarang tinggal kembali ke diri kita sendiri untuk dapat pintar-pintar mencari pekerjaan yang kita inginkan dengan memanfaatkan keahlian-keahlian dan tipe yang kita miliki.
Namun apabila kalau di suruh memilih saya termasuk tipe pekerja atau pemikir, saya lebih memilih tipe pemikir. Karena seorang pemikir bisa memanfaatkan para pekerja untuk melakukan pekerjaanya. J
Langganan:
Postingan (Atom)